Jumat, 31 Mei 2013

Jilbab Kok Dibuat Kedok!


 

Bismillahirrahmanirrahim…
“Pakai jilbab yang bener ya Say! Mendingan kayak aku, meski nggak pakai jilbab tapi hati selalu baik. Daripada pakai jilbab tapi dibelakang masih suka ngelakuin yang macem-macem. Iihh… Malu tuh sama si jilbab”
“Halah, jilbabmu Cuma kedok doank! Semua orang juga tau, paling-paling buat tebar pesona doank, ikut-ikutan doank, kan lagi ngetrend tuh!”
Yang dituduh hanya tertunduk, hatinya terus berteriak “ini bukan kedok, sama sekali bukan !”, tapi orang-orang yang di sekitarnya seolah enggan melihat perubahan yang terjadi pada dirinya. Sedikit demi sedikit sindiran halus sampai yang terang-terangan memojokkannya, berhasil menguasai hati. Akhirnya, karena rasa nggak percaya diri, taku terus disindir dan takut mengecewakan orang-orang di sekitarnya, dia rela menanggalkan jilbabnya.
Sangat disayangkan, tuduhan-tuduhan sebagian orang pada muslimah berjilbab seringkali membuat mereka resah, ragu, bahkan ada yang dengan suka rela akhirnya menanggalkan jilbabnya. Hanya karena satu orang yang berbuat, semua muslimah seolah-olah menjadi tersangka utama. Hanya karena satu orang yang berbuat kesalahan, semua muslimah jadi patut dituntut.
Sebagian muslimah seakan dijejali trauma ketika tuduhan –tuduhan menyakitkan terus menggerogoti, seakan para muslimah ini makhluk paling bersalah karena menggunakan jilbab. Tentu saja, hal ini adalah permainan syetan, mana ada syetan yang mau seorang muslimah berubah menjadi tunduk atas perintah Robbnya. Maka, bekerjalah si syetan lewat aksi wanita yang ‘enggan’ menggunakan jilbab, dengan cara halus bahkan dengan cara seenaknya. Hanya dengan alasan-asalan nggak masuk akal  seperti jilbab hati dulu lah atau mendingan nggak pake jilbab tapi baik, daripada pakai jilbab tapi kelakuan nggak banget. Faktanya, mereka hanya ingin mencari kawan agar ada yang menemani mereka nggak pakai jilbab atau hanya mencari pembenaran agar mereka nggak terkena gugatan karena nggak taat atas aturan Rabbnya yang tercantum dalam Surat An Nur 31 dan Al Ahzab 59.
Ketidaksempurnaan manusia nggak akan berubah meski dia memakai jilbab, seorang muslimah berjilbabpun nggak lepas dari kesalahan karena itu memang fitrahnya sebagai manusia. Hanya saja mereka tetap berusaha untuk taat terhadap Pencipta-Nya dengan melaksanakan aturannya, inilah bukti kecintaannya pada Sang Pencinta. Bukan hanya asal berkata “aku cinta pada-Nya” tapi enggan menerima perintah-Nya, apakah ini bisa dibilang mencintai-Nya?
Nggak ada alasan seorang wanita enggan menggunakan jilbab, karena ketika Allah memerintahkan maka wajiblah untuk kita melaksanakannya. Kalaupun masih ada yang enggan berjilbab karena dia takut kalau nggak bisa jaga jilbabnya, maka sudah sepantasnya dia bertanya pada hatinya, apakah dengan nggak berjilbab dia sudah bisa menjadi seseorang yang sempurna yang nggak pernah berbuat kesalahan?
So, Azzamkan dalam diri kita bahwa kita berjilbab karena Allah Azza Wa Jalla, bukan karena yang lain. Jadi ketika ada orang lain yang menganggap remeh jilbab kita, kita kembalikan kepada Allah. Karena hanya Dia yang memahami niat kita, keinginan kita, rasa sedih kita, nggak ada yang lain. Biarlah orang lain berkata bahwa jilbab yang kamu dan aku pakai sebagai kedok, topeng atau apalah, yang pasti Allah Subahanahu Wa Ta’ala nggak akan pernah salah mengenali hamba-hambaNya.
“Katakanlah: Apakah (mau) Kami beritahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia saja perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat usaha yang sebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang mengingkari (kufur) terhadap ayat-ayat Allah dan menemui-Nya, maka hapuslah amal pekerjaan mereka, dan Kami mengadakan suatu pertimbangan terhadap (amalan) mereka di hari kiamat.Demikianlah, balasan mereka ialah jahanam, disebabkan mereka kufur/ingkar dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan Rasul-rasul- Ku sebagai olok-olok.”(Surat Al-Kahfi (18) ayat 103-106)
Wallahua’lam bish shawwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar