Diam adalah perbuatan yang sangat mulia jika pada waktu itu
berbicara mengundang dosa. Perkaataan hanyalah keluar dari lisan yang tak bertulang namun dapat
menyakitkan orang berminggu minggu maupun
berbulan-bulan. Ya.. Semua orang mengakui hal itu, namun tidak semua orang dapat menjaga lisannya. Maka dari itu seluruh apa yang keluar dari lisan akan di hisab oleh Allah pada hari kiamat. Lisan memukul hati walaupun ia tak pernah menjumpainya, lisan menyayat hati walaupun ia tak pernah menyentuhnya. Lisan menggores hati walau ia tak pernah mendekatinya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد
“Tidak ada suatu kata yang diucapkan melainkan disisinya malaikat
yang selalu siap mengawas”[1]
Maka dari itu, setiap individual manusia jika tidak menimbang lisannya untuk berbicara
apakah ini baik ataukah buruk, diancam oleh Rasulullah dengan dimasukkan neraka
jahannam.
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
إن الرجل ليتكلم بكلمة لا يرى
بها بأسا يهوي بها في نار جهنم سبعين خريفا
“Sesungguhnya sesorang berkata dengan sebuah perkataan (buruk),
yang mana dia tidak melihat akan keburukannya, maka dia jatuh kedalam api
neraka selama 70 Tahun”[2]
Dan Dari Sahl bin Sa’ad As-Saidi -radhiallahu anhu- dia
berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ
وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang menjamin untukku bisa menjaga apa yang ada
di antara dua janggutnya (janggut dan kumis) dan apa yang ada di antara kedua
kakinya, maka aku menjamin surga untuknya.”[3]
Yang berada di antara janggut dan kumis adalah lidah, dan
yang berada di antara dua kaki adalah kemaluan.
Dan dalam hadits Muadz bin Jabal tatkala Nabi
-alaihishshalatu wassalam- menyebutkan masalah Islam, rukun Islam, dan jihad di
jalan Allah. Muadz berkata di akhir hadits:
ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ
ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رسولَ اللهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ
عَلَيْكَ هَذَا، قُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ
بِهِ؟ قَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ
عَلَى وُجُوْهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟!
“Kemudian beliau bersabda, “Inginkah kuberitahukan kepadamu
penegak dari semua amalan itu?” aku (Muadz) menjawab, “Mau wahai Rasulullah.”
Maka beliau memegang lidahnya seraya bersabda, “Tahanlah ini,” aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, apakah kami betul-betul akan disiksa akibat ucapan kami?”
beliau menjawab, “Kasihan kamu wahai Muadz, apakah ada yang menjerambabkan
manusia di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka kecuali buah dari ucapan
lisan-lisan mereka?!”[4]
Berkali-kali Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
mengancam pemilik lidah agar tidak berbicara kecuali yang ma’ruf (benar). Maka
dari itulah barang siapa yang tidak bias menjaga lisannya, berarti ia tidak
memiliki iman yang sempurna.
Rasulullah bersabda:
من كان يؤمن بالله و اليوم الأخر فليقل خيرا أو ليصمت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
ia berkata yang baik, atau ia diam”[5]
Jagalah mereka dari lisan anda, jika anda seorang muslim
sejati yang beriman kepad Allah dan hari akhir. Siapapun mereka, jagalah mereka
dari kejahatan tangan dan lisan anda. Walaupun mereka adalah seorang yang
kafir, maka jagalah mereka dari kejahatan lisan anda. Terlebih lagi jika mereka
adalah saudara anda seiman dan seislam. Hargailah mereka. Kehormatan mereka
sangat mahal, dan berharga.
Rasulullah bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه و يده
“Seorang muslim sejati adalah kaum muslimin lainnya yang selamat
dari lisan dan tangannya”[6]
Mungkin nasihat yang sedikit ini sangat bermanfaat bagi saya sendiri selaku pelukis, para
pembaca, dan kaum muslimin seluruhnya.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Dipublikasikan oleh: Febrina Sarbini
Artikel: febrina-sarbini.blogspot.com
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di febrina-sarbini.blogspot.com dengan menyertakan febrina-sarbini.blogspot.com sebagai sumber artikel
[1]
Surat Qaf ayat : 18
[2]
Hadits Hasan riwayat At-Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah
[3] HR.
Al-Bukhari no. 6474
[4] HR.
At-Tirmizi no. 2616 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”
[5] HR.
Bukhari Muslim.
[6] HR
Ahmad didalam musnadnya dan Nasa’I hadits “Hasan Shahih”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar